Kami mengundang Anda untuk hadir ke acara Walimah kami pada tanggal 03 Agustus 2017. Besar harapan kami Anda dapat hadir untuk memberikan salam dan doa atas pernikahan kami.
“Pernikahan itu seperti kematian, ia tak dapat diprediksi namun wajib untuk disiapkan.
Pernikahan itu seperti kematian, ia tak perlu di bicarakan namun ia pasti akan datang”
Kita seringkali menganggap pernikahan itu adalah peristiwa hati.
Padahal sesungguhnya pernikahan adalah peristiwa peradaban.
Ini bukan hanya tentang dua manusia yang saling mencintai lalu mengucap akad.
Ini peristiwa peradaban yang mengubah demografi manusia.
Pernikahan adalah sayap kehidupan. Rumah adalah benteng jiwa.
Jika di rumah kita mendapat energi memadai, di luar rumah kita akan produktif.
Sakinah bukan sekedar tenang.
Ia berasal dari kata sakan yang artinya diam / tetap / stabil.
Maka ia tenang karena stabil, bukan lalai.
Sakinah: ketenangan yang lahir dari kemantapan hati.
Manusia menjadi tenang saat kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara komperhensif.
Hakikat pernikahan tidak bisa dipelajari dari manapun. Learning by doing.
Islam mengarahkan menikah muda agar rasa penasaran itu cepat terjawab.
Agar setelah ‘rasa penasaran’ itu terjawab, perhatian seseorang bisa lebih banyak tercurah dari urusan biologis ke intelektualitas-spiritualitas.
Tidak perlu takut terhadap beban hidup, yang perlu dilakukan hanya mengelolanya. Sebab pelaut ulung pun terlahir setelah melewati gelombang-gelombang samudera.
Yang bisa membuat kita melewati gelombang itu adalah persepsi awal yang benar tentang cinta. Dorongan untuk terus memberi pada yang kita cintai.
Hubungan yang terbina bukan hanya hubungan emosional, tapi juga spiritual-rasional. Karena keluarga ini adalah basis sosial terkecil untuk membangun peradaban.